Saya seorang dokter yang telah memulai mengkonsumsi “BEKATUL BERAS MERAH” sejak 3 bulan yang lalu dalam rangka menjalankan apa yang menjadi saran saya ke pasien dengan beberapa penyakit, terutama gangguan metabolik, seperti: Overweight, Obesitas, Dislipidemia, Hipertensi, Hipertiroid, Hiperurisemia, Diabetes Melitus
dan sebagainya. Saya sendiri sesungguhnya tidak mengidap berbagai
penyakit tersebut. Hanya saja, jika saya mengalami kelelahan, saya
cenderung akan mengalami migrain dan membutuhkan anti nyeri, muscle
relaxan, dan terkadang kostikosteroid untuk menghilangkan serangan nyeri
tersebut, yang bisa bertahan sampai 1 minggu. Sejak saya teratur
meminum bekatul beras merah dengan dosis 2
sendok makan rata atau 1 sendok makan muncung tiap pagi, terutama
setelah menginjak bulan kedua, saya merasakan
peningkatan kualitas stamina tubuh saya. Tidur saya nyenyak. Serangan migrain saya berkurang, kalaupun terjadi, akan sembuh dengan istirahat. Nyeri haid
juga berkurang-hampir tidak ada. Tubuh saya jauh lebih bertenaga lagi.
peningkatan kualitas stamina tubuh saya. Tidur saya nyenyak. Serangan migrain saya berkurang, kalaupun terjadi, akan sembuh dengan istirahat. Nyeri haid
juga berkurang-hampir tidak ada. Tubuh saya jauh lebih bertenaga lagi.
Sebagai dokter, saya tahu, kandungan asam
pangamik (pangamic acid/ Vitamin B15), koenzym Q ten, dan berbagai
antioksidan dalam bekatul, sangat dibutuhkan setiap tubuh manusia.
Bekatul beras merah menjadi makin bermanfaat karena merupakan produk
dalam negeri dengan harga yang sangat terjangkau tanpa pegawet maupun
pewarna.
Tentang rasa, bekatul beras merah jauh lebih bisa dinikmati dibandingkan dengan beras putih. Bekatul beras merah adalah salah satu sumber nutrisi yang
sangat bagus, dibutuhkan siapapun di segala usia (entah orang sehat maupun sakit
pada masa kini, dimana nilai gizi pada semua sumber makanan di dunia berkurang), dan asli produk Indonesia yang terjangkau.
sangat bagus, dibutuhkan siapapun di segala usia (entah orang sehat maupun sakit
pada masa kini, dimana nilai gizi pada semua sumber makanan di dunia berkurang), dan asli produk Indonesia yang terjangkau.
dr. Lovelia – Jembatan Dua Jakarta Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar